nusakini.com-Jakarta-Dalam rangka memperluas pasar Indonesia di luar negeri, Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Peluang Perundingan Perdagangan" dengan SICA (Sistem Integrasi Amerika Tengah atau Sistema De La Integracion), CARICOM (Carribean Community) dan Aliansi Pasifik.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa menyampaikan bahwa dalam menjangkau pasar di kawasan ini perlu dilihat dari dimensi p​olitiknya. Ia juga menambahkan bahwa Indonesia perlu terus menunjukkan komitmen untuk berinteraksi dengan CARICOM dan SICA.

Kawasan SICA, CARICOM dan Aliansi Pasifik merupakan pasar yang besar dan potensial bagi produk Indonesia dengan total populasi pada tahun 2020 sebesar 312,2 juta penduduk. Kawasan tersebut memiliki total GDP pada tahun 2020 sebesar 2,2 Triliun USD. Ditambah lagi, daya beli yang tinggi dengan rata-rata total GDP per kapita pada tahun 2019 sebesar 9.528 USD.

SICA merupakan organisasi kawasan yang terdiri dari Costa Rica, El Salvador, Guatemala, Honduras, Nicaragua, Panama, Belize, dan Republik Dominika. Sementara Caricomt terdiri dari Antigua dan Barbuda, Bahamas, Barbados, Belize, Dominica, Grenada, Guyana, Haiti, Jamaica, Montserrat, Saint Lucia, Saint Kitts and Nevis, Saint Vincent and the Grenadines, Suriname, Trinidad and Tobago. Aliansi Pasifik adalah organisasi regional di bidang ekonomi dan perdagangan yang terdiri dari Chile, Colombia, Meksiko, dan Peru.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat beberapa rekomendasi, antara lain:

1.Terdapat pemahaman bersama bahwa pada tahun 2022 adalah momentum yang tepat untuk mengkonkritkan rencana perundingan dagang dengan CARICOM. Format perundingan perdagangan dengan CARICOM disarankan berupa PTA Plus investasi dan pariwisata/jasa;

2.Perlunya posisi bersama terkait outbond investment Indonesia, karena CARICOM mengharapkan investasi dari Indonesia.

3.Pentingnya mendorong awareness bagi kedua pihak khususnya dunia usaha akan peluang dikawasan Amerika Latin dan Karibia. (rls)